Padahal untuk menjaga kelangsungan sebuah perusahaan, diperlukan dukungan dari karyawan baik itu yang setia dan dapat diandalkan maupun yang berkualitas. Mencari keduanya zaman sekarang mungkin akan sangat sulit. Mungkin karyawan yang merasa sudah cukup pintar, ia akan memilih mencari lagi perusahaan yang lebih besar demi perkembangan kariernya.
Begitu juga dengan karyawan yang setia, ia dapat mengundurkan diri kapan pun jika sudah merasa tidak nyaman lagi. Namun selama perusahaan memberi perhatian yang cukup, maka karyawan juga akan berpikir untuk perusahaan dan pimpinannya. Seperti kisah Huang yang berusia 45 tahun dan telah bekerja di perusahaan yang sama selama 20 tahun.
Karena ia menerima banyak kebaikan, Huang berencana kerja sampai pensiun. Namun rencana itu harus pupus di saat ia menerima kabar buruk dari anaknya. Menurut penuturan anaknya, ia sedang berada di rumah sakit karena ibunya mengalami kecelakaan parah. Mendengar berita tersebut, Huang langsung panik dan mengajukan pengunduran diri untuk merawat istrinya.
“Pak Huang jangan panik dulu, begini saja, saya akan memberi cuti dulu selama dua minggu, kamu pulang dulu dan lihat kondisinya. Jika memang tidak bisa meninggalkan istrimu, kamu baru ajukan pengunduran diri. Saya akan menyuruh akuntan untuk memberi dulu gajimu bulan ini,”kata bosnya.
Huang terharu mendengar perkataan bosnya itu, “Terima kasih atas perhatian Anda selama ini. Saya tidak akan pernah lupa dengan budi baik Anda. Jika istri saya baik-baik saja, saya pasti akan kembali lagi secepatnya dan terus mengabdi pada Anda.” Setibanya di rumah sakit, dokter menyampaikan bahwa kondisi istri Huang sangat memprihatinkan. Huang yang begitu sedih harus merawat istrinya sepenuh waktu.
Tak terasa 6 bulan berlalu Huang merawat istrinya dan tidak mendengar kabar tentang perusahaan tempatnya bekerja. Saat itu adalah hari ke-3 perayaan Tahun Baru China, tiba-tiba Huang menerima pesan singkat yang memberitahukan seseorang telah mentransfer uang 100 juta ke rekeningnya.
Ketika Huang masih terkejut dan bertanya-tanya, bosnya menelepon. “Pak Huang, baru saja saya mentransfer 100 juta rupiah untukmu 50 juta adalah bonu tahun ini, sisanya adalah uang simpatik dari pabrik, semoga istrimu segera sembuh,” kata bosnya. Betapa bersyukurnya Huang mendapat berita itu. Di saat uangnya sudah terkuras habis untuk biaya pengobatan istrinya, ia mendapat pertolongan dari bosnya.
Perlakuan dari bosnya membuat Huang ingin membalas budi dan tetap memutuskan untuk kembali ke pabrik setelah istrinya stabil. Sungguh beruntung bos dan karyawan ini. Bos yang mengerti keadaan karyawannya mendapat kesetiaan penuh dari sang karyawan tersebut. Memang kisah di atas hanya terjadi pada beberapa orang saja. Tapi jika kalian menemukan bos yang baik, bersyukurlah.
Sumber